Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala rosulillah wa’ ala aalihi wa shohbihi wa sallam.
Artikel berikut adalah lanjutan dari penjelasan Ibnul Qoyyim rahimahullah yang kami sarikan dari kitab beliau Zaadul Ma’ad berisi penjelasan tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Moga bermanfaat.
Di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika wudhu adalah sebagai berikut:
Tidak Pernah Meninggalkan Berkumur-kumur dan Memasukkan Air dalam Hidung
(9) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berwudhu selalu berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung. Dan tidak diketahui sekali pun juga kalau beliau meninggalkan berkumur-kumur dan memasukkan air dalam hidung.
Tertib dan Berturut-turut dalam Berwudhu
(10) Demikian pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengusap anggota wudhunya sesuai urutan dan berturut-turut (tidak ada selang waktu antara anggota wudhu yang satu dan lainnya). Beliau tidak pernah meninggalkan hal ini sama sekali.
Cara Mengusap Kepala
(11) Cara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap kepala yaitu kadang beliau mengusap ‘imamah (penutup kepala yang sulit dilepas), kadang pula mengusap ‘imamah dan ubannya sekaligus. [Jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengusap kepala bukan hanya mengusap ubannya saja. Beliau mengusap ubannya saat beliau menggunakan ‘imamah dan turut mengusap ‘imamah]
Membasuh Kaki
(12) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam wudhunya selalu mencuci kedua kakinya secara langsung jika saat itu beliau tidak menggunakan khuf atau kaos kaki. Namun beliau mengusap khuf dan kaos kaki jika beliau memang dalam kondisi mengenakannya. [Khuf = sepatu yang menutup mata kaki]
Mengusap Telinga Sekaligus dengan Kepala
(13) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengusap telinga langsung dengan kepalanya. Saat mengusap telinga, beliau mengusap bagian luar dan bagian dalamnya.
Tidak Perlu Mengusap Leher
(14) Sedangkan mengenai mengusap leher tidak ada satu pun hadits yang shahih yang mengajarkannya.
Yang Dibaca Sebelum dan Sesudah Wudhu
(15) Sebelum berwudhu tidak ada yang beliau ucapkan kecuali ucapan tasmiyah (bismillah) dan ucapan setelah wudhu: “Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh” (HR. Muslim), ditambah ucapan: “Allahummaj’alnii minat tawwaabiin waj’alnii minal mutathohhiriin” (HR. Tirmidzi). [Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah jadikanlah aku di antara orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci]
Niat Sebelum Wudhu
(16) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengucapkan di awal wudhu: “Nawaitu rof’al hadatsi … (Saya berniat menghilangkan hadats …)”. Beliau pun tidak menganjurkannya. Tidak ada seorang sahabat yang melakukannya sama sekali. Tidak pula diriwayatkan mengenai anjuran amalan ini dari satu hadits pun baik dengan sanad yang shahih atau pun dho’if sekali pun.
Tidak Berlebihan dalam Berwudhu
(17) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah membasuh anggota wudhunya lebih dari tiga kali.
(18) Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah membasuh tangan lebih dari siku dan membasuh kaki lebih dari mata kaki.
Menyela-nyela Jenggot dan Jari Jemari
(19) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyela-nyela jengotnya, namun itu bukan jadi rutinitas.
(20) Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menyela-nyela jari jemarinya dan memerintahkan untuk demikian.
-Alhamdulillah, selesai petunjuk wudhu-
Diterjemahkan secara bebas dari Muhadzdzab Zaadul Ma’ad (Ibnul Qayyim), disusun ulang oleh Sa’ad bin ‘Abdurrahman al Hushain, hal. 26-27.
Riyadh-KSA, 2 Safar 1432 H, 06/01/2011
Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.remajaislam.com, dipublish ulang oleh www.rumaysho.com